Bupati Djoko Nugroho bersama General Manager Pertamina EP Asset 4 Cepu dan pihak terkait melakukan panen perdana Padi SRI Organik di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban. (foto: humas) |
Bupati Djoko Nugroho pun hadir langsung
bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni Miharti
M.Agr.Bus untuk mengikuti kegiatan panen perdana yang lokasinya tidak
jauh dari Balaidesa Bajo itu.
Sejumlah pejabat dari PT Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu juga ikut melakukan panen perdana bersama.
Pasalnya lahan sawah yang dipanen letaknya tidak jauh dari titik
sumur migas NKT-A dan merupakan areal persawahan Program Pertanian
Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan, yakni sebuah program Coorporate
Sosial Responsibility (CSR) dari Pertamina di bidang pertanian.
Setibanya di lokasi, tanaman padi yang
ditanam dengan System of Rice Intensification (SRI) Organik
langsung dipanen secara bersama sama oleh Bupati, pimpinan Pertamina
EP 4 Cepu, Dinas Pertanian dan seluruh tamu undangan.
Ketua kelompok tani Bina Alam Sri,
Surat menyatakan bahwa tanaman padi organik yang ditanam kali ini
merupakan pertama kali hasil pelatihan dan pendampingan dari
Pertamina serta Dinas Pertanian.
“Padi yang kami tanam adalah varietas
Sintanur dengan menggunakan perawatan pupuk organik. Semua bahan
pupuknya kita dapat dari alam sekitar, pupuk cair organik kita buat
sendiri sesuai apa yang dilatihkan. Sehingga lebih hemat dan hasilnya
lebih banyak, Alhamdulillah,” ujar Surat.
“Sawah yang sebelumnya menggunakan
pupuk kimia hanya bisa menghasilkan gabah sebanyak 7 ton per hektar.
Namun setelah kami mengenal pertanian organik yang ramah lingkungan
ini, hasilnya bisa sampai 8 ton hingga 9 ton per hektarnya,” lanjut
Surat.
Tidak hanya untung dari segi jumlah
panen, namun juga murah karena semua pupuknya dibuat sendiri.
Sehingga tidak perlu beli pupuk kimia yang mahal.
“Sudah tidak pakai urea lagi.
Tanahnya juga lebih subur karena unsur haranya semakin banyak akibat
pemberian pupuk organik. Terimakasih Pertamina dan Dinas Pertanian
yang terus memberikan pendampingan dan pelatihan. Kami akan
melanjutkan pertanian organik ini,” pungkasnya.
General Manager PT Pertamina Asset 4
Cepu, Agus Amperianto yang hadir langsung dalam panen itu
menyampaikan bahwa program CSR Pertamina untuk para petani Desa Bajo,
selain budidaya padi SRI Organik juga ada pelatihan penanaman sayuran
organik dan tanaman obat keluarga (Toga) sebagai alternatif
pengobatan tradisional yang menyehatkan.
“Kami berharap dengan adanya CSR ini
dapat meningkatkan perekonomian para petani di Desa Bajo. Bisa
meningkatkan pendapatan, dan memperkecil biaya produksi. Konsep
pertanian organik ini tentunya kedepan bisa direplikasi ke petani
lainnya,” ungkap Agus Amperianto.
Ia juga menyampaikan bahwa pendampingan
petani oleh Pertamina ini dimulai sejak bulan Juli 2018. Saat itu ada
47 petani yang ikut pelatihan selama empat hari agar bisa menerapkan
konsep pertanian organik. Hasilnya mereka sekarang bisa memanen padi
organik perdana di persawahan yang sebelumnya digarap dengan pupuk
kimia.
Bupati Djoko Nugroho pun merasa senang
dan bangga terhadap hasil pertanian yang ada di Desa Bajo ini. Selain
berterimakasih kepada Pertamina, Bupati juga ingin agar konsep
pertanian SRI Organik ini bisa ditularkan se petani-petani lainnya
agar Blora bisa lebih swasembada beras dan ramah lingkungan.
“Blora dalam setahun bisa memproduksi
gabah sebanyak 600.000 ton, atau beras sebanyak 450.000 ton. Dari
jumlah itu, yang dikonsumsi warga Kabupaten Blora hanya 23 persennya
saja. Artinya 70 persen lebih kita jual keluar daerah. Jika hasil ini
bisa ditingkatkan lagi dengan konsep SRI Organik maka saya yakin
Blora akan menjadi lumbung padi yang lebih besar dan menyehatkan,”
kata Bupati.
“Kepada Dinas Pertanian dan Petahanan
Pangan, sampaikan kepada kelompok tani se Kabupaten Blora agar
belajar ke Bajo. Saya ingin Bajo bisa menjadi rujukan untuk belajar
pertanian organik,” lanjut Bupati disambut tepuk tangan petani.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga
menyoroti tingginya kasus stunting (kekerdilan-red) di Kecamatan
Kedungtuban. Kecamatan yang selama ini menjadi lumbung padi, ternyata
memiliki kasus stunting terbanyak.
“Penggunaan pupuk kimia yang
berlebihan dalam menanam padi saya kira berpengaruh pada kualitas
gizi beras yang dihasilkan. Maka dari itu ayo kira galakkan pertanian
organik seperti di Desa Bajo ini. Apabila semuanya bisa melakukannya
dengan baik, bukan tidak mungkin penggunaan pupuk kimia semakin
berkurang, sawahnya semakin subur dan berasnya semakin menyehatkan.
Semoga tidak stunting lagi,” tegas Bupati.
Pasalnya menurut Bupati kasus staunting merupakan bencana kemanusiaan. Kalau hanya miskin saja, maka otaknya masih bisa berfikir untuk membuka usaha. Namun kalau sudah stunting, tidak hanya badannya saja yang kerdil, namun otaknya juga. Sehingga daya pikirnya rendah, menjadi manusia yang bodoh akibat kekurangan gizi.
Pasalnya menurut Bupati kasus staunting merupakan bencana kemanusiaan. Kalau hanya miskin saja, maka otaknya masih bisa berfikir untuk membuka usaha. Namun kalau sudah stunting, tidak hanya badannya saja yang kerdil, namun otaknya juga. Sehingga daya pikirnya rendah, menjadi manusia yang bodoh akibat kekurangan gizi.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Ir. Reni Miharti M.Agr Bus,
menyampaikan bahwa hasil pertanian SRI Organik di Desa Bajo ini cukup
memuaskan. Selain hasilnya lebih banyak, biaya produksinya rendah.
“Saat ini harga gabah kering panen
(GKP) per kilogramnya masih Rp 4.100 jika dipanen pakai alat perontok
padi. Namun jika memakai combine harvester yang sudah ada blowernya,
harganya lebih tinggi sekitar Rp 4.300 ke atas per kilogramnya,”
ucap Reni Miharti.
Dengan harga segitu, menurutnya petani
sudah mendapatkan keuntungan karena hasil total panen per hektarnya
sudah naik lebih dari 1 ton dan modalnya sedikit karena pupuknya buat
sendiri. Pihaknya berharap program ini bisa terus dilanjutkan dan
ditularkan ke petani lainnya.
Turut hdair dalam kegiatan tersebut
unsur Forkopimda Kabupaten Blora, perwakilan Dinas Kesehatan,
Forkopimcam Kedungtuban dan Kepala Desa Bajo beserta masyarakatnya
selaku tuan rumah. Acara diakhiri dengan sambutan-sambutan dan ramah
tamah di Balaidesa Bajo. (Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)
Terimakasih infonya, sukses terus..
BalasHapusKunjungi juga http://bit.ly/2HVKsJv