Menteri ESDM RI Ignasius Jonan saat tanya jawab dengan mahasiswa.(Foto:HumasSetda/dok) |
BLORA. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia,
Ignasius Jonan pada hari Jumat (20/1) melakukan kunjungan kerja ke
Sekolah Tinggi Energi Mineral (STEM) Akamigas Cepu, Kabupaten Blora.
Kedatangannya disambut oleh Kepala STEM Akamigas dan anggota Dewan
Energi Nasional. Ikut hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Blora H.Djoko
Nugroho yang diwakili oleh Sekda Drs. Bondan Sukarno MM bersama dengan
Kabag Humas Protokol Setda Blora Achmad Nur Hidayat SH, M,Si, MM.
Dalam kunjungannya itu, mantan Menteri Perhubungan ini menyoroti
besarnya biaya kuliah di kampur permigasan tersebut. Bertempat di Gedung
Grha Oktana Kampus STEM Akamigas Cepu, ia menanyakan mahal tidaknya
biaya kuliah kepada para mahasiswa dan peserta diklat. Di atas panggung
saat memberikan sambutan, Jonan spontan memanggil salah seorang
mahasiswa tingkat empat. “Yang sudah tahun keempat sini maju ke saya,”
kata Jonan.
Lalu Jonan bertanya kepada mahasiswa yang maju ke
depan itu. “Kamu bayar berapa sekolah di sini?,” ujarnya. Mahasiswa
program studi Teknik Pengolahan Migas yang bernama Jalal itu menjawab
bahwa biaya kuliahnya Rp 25 juta per semester.
“Anda merasa mahal
atau murah?,” Jonan bertanya lagi. Jalal menjawab bahwa ia merasa uang
kuliah Rp 25 juta/semester di STEM Akamigas relatif murah bila
dibandingkan dengan ilmu dan semua fasilitas yang diperoleh mulai asrama
hingga kebutuhan sehari-hari.
“Insya Allah murah, Pak. Bisa
dibilang murah kalau dibanding fasilitas yang didapat, tapi kalau
dibanding perguruan tinggi lain bisa dibilang mahal,” lanjut Jalal.
“Berarti murah ya? Kepala Sekolahnya bisa lega. Berarti anda merasa
manfaat yang anda dapat lebih dari Rp 25 juta per semester,” tegas
Jonan.
Setelah mendengar penjelasan bahwa Rp 25 juta itu termasuk
biaya untuk tinggal di asrama, makan sehari-hari, dan segala fasilitas
lainnya, Jonan menilai memang biaya itu relatif murah.
“Oh 25 juta itu
termasuk biaya asrama dan makannya ya? Ya murah. Kalau sekolah tinggi
biasa kan enggak termasuk asrama ya,” ucapnya.
Kepada Jonan,
Jalal mengungkapkan bahwa para mahasiswa-mahasiswi STEM Akamigas ingin
bisa bekerja di industri migas nasional setelah lulus nanti. Ia juga
memohon agar Kementerian ESDM bisa menjalin kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) agar dapat mempekerjakan lulusan STEM Akamigas.
“Kami
mohon Kementerian ESDM bisa membantu kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan migas. Kami yakin kualitas kami lebih baik
dibanding lulusan perguruan tinggi lain,” pinta Jalal.
Menanggapi
permintaan itu, Jonan langsung memerintahkan Kepala BPSDM Kementerian
ESDM untuk mengirim surat ke semua KKKS. “Nanti Kepala BPSDM tolong
pulang bikin surat atas nama saya untuk menyalurkan lulusan dari STEM
Akamigas ke KKKS yang beroperasi di Indonesia,” tuturnya.
Tapi
Jonan meminta syarat. Hanya mahasiswa-mahasiswi STEM Akamigas dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3 yang bisa ditempatkan di
perusahaan-perusahaan migas. “Mau janjian nggak sama saya, yang bisa
ditempatkan itu yang IPK-nya di atas 3?,” kata Jonan. “Siap Pak,” jawab
Jalal penuh keyakinan.
“Jadi yang IPK-nya di bawah 3 jadi pengusaha sendiri saja, kira-kira begitu,” sambung Jonan dismbut tawa peserta.
Di akhir acara, saat ditanya tentang perkembangan pembangunan lapangan
terbang Ngloram di Cepu yang merupakan aset Kementerian ESDM, ia
ternyata tidak mau berkomentar banyak. “Ngloram, lapangan terbang ya?
Saya belum tahu sampai mana prosesnya, coba nanti saya komunikasikan
dengan dirjen,” ucap Jonan.
(Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)
Tidak ada komentar:
Write komentar