Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si bersama Camat Margomulyo membuka pelaksanaan lomba prau tambangan di Sungai Bengawan Solo antara Goa Sentono dan Jipangulu. (foto: humas) |
BLORA.
Di sela kunjungannya dalam Festival Sentono di kawasan cagar budaya Goa Sentono
Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Sabtu (21/9/2019) kemarin, Wakil Bupati H.
Arief Rohman M.Si berkesempatan menyeberangi Sungai Bengawan Solo, guna
menyaksikan Festival Prau Tambangan Jipangulu, Desa Ngelo, Kecamatan
Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro (Jatim).
Rupanya
dua desa beda Kabupaten yang dibatasi Sungai Bengawan Solo ini memang sedang
melaksanakan festival secara bersamaan untuk saling memeriahkan potensi daya
tarik wisatanya masing-masing.
Setibanya di seberang Goa Sentono, tepatnya wilayah Dukuh Jipangulu, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Wakil Bupati yang didampingi Kabag Humas Protokol, justru didaulat untuk membuka Festival Prau Tambangan bersama Camat Margomulyo dan Kades Ngelo.
Setidaknya ada 22 tim yang mengikuti festival prau tambangan ini, baik dari wilayah Jipangulu maupun dari wilayah Mendenrejo. Ribuan masyarakat dari kedua desa pun berjubel, mengambil posisi ternyaman di tepi Sungai Bengawan Solo yang menjadi arena perlombaan.
Satu tim beranggotakan tiga orang yang harus mengayuh dayung prau tambangan sejauh 100 meter pulang-pergi di tengah aliran Sungai Bengawan Solo. Sekali pemberangkatan, ada 4 prau yang digunakan sehingga timbul persaingan agar bisa saling mendahului. Keseruan ini yang membuat penonton berteriak untuk saling mendukung.
Selain lomba prau tambangan, di Bengawan Solo antara Goa Sentono dan Jipangulu
ini juga dibuka layanan prau wisata keliling sungai selama Festival Sentono
berlangsung mulai Rabu (18/9/2019) lalu, hingga Sabtu (21/9/2019) kemarin.
Sedangkan dalam Festival Sentono sendiri dimeriahkan dengan aneka ragam hiburan mulai kirab gunungan, tayub massal, pentas seni pelajar, jedoran, wayang kulit, dan aneka bazar kuliner UKM lokal seperti sayur ikan jendhil khas Bengawan Solo.
“Ini sangat bagus, dua desa beda Kabupaten, dan beda Provinsi, yang dibatasi Sungai Bengawan Solo melaksanakan festival secara bersamaan untuk saling mendukung dan mempromosikan potensinya bersama-sama.Terlebih sambutan masyarakat sangat meriah, bahkan parkiran full, banyak yang dagang makanan juga, dengan kata lain ekonomi ikut berputar,” ucap Wakil Bupati.
Setibanya di seberang Goa Sentono, tepatnya wilayah Dukuh Jipangulu, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Wakil Bupati yang didampingi Kabag Humas Protokol, justru didaulat untuk membuka Festival Prau Tambangan bersama Camat Margomulyo dan Kades Ngelo.
Setidaknya ada 22 tim yang mengikuti festival prau tambangan ini, baik dari wilayah Jipangulu maupun dari wilayah Mendenrejo. Ribuan masyarakat dari kedua desa pun berjubel, mengambil posisi ternyaman di tepi Sungai Bengawan Solo yang menjadi arena perlombaan.
Satu tim beranggotakan tiga orang yang harus mengayuh dayung prau tambangan sejauh 100 meter pulang-pergi di tengah aliran Sungai Bengawan Solo. Sekali pemberangkatan, ada 4 prau yang digunakan sehingga timbul persaingan agar bisa saling mendahului. Keseruan ini yang membuat penonton berteriak untuk saling mendukung.
Prau tambangan mulai dikayuh para peserta lomba yang memperebutkan satu buah sepeda motor dan beberapa mesin diesel. (foto: humas) |
Sedangkan dalam Festival Sentono sendiri dimeriahkan dengan aneka ragam hiburan mulai kirab gunungan, tayub massal, pentas seni pelajar, jedoran, wayang kulit, dan aneka bazar kuliner UKM lokal seperti sayur ikan jendhil khas Bengawan Solo.
“Ini sangat bagus, dua desa beda Kabupaten, dan beda Provinsi, yang dibatasi Sungai Bengawan Solo melaksanakan festival secara bersamaan untuk saling mendukung dan mempromosikan potensinya bersama-sama.Terlebih sambutan masyarakat sangat meriah, bahkan parkiran full, banyak yang dagang makanan juga, dengan kata lain ekonomi ikut berputar,” ucap Wakil Bupati.
Menurut
Wakil Bupati, potensi wisata di daerah pinggiran ini luar biasa, kedepan pihaknya
ingin agar bisa dikemas lebih baik lagi sehingga lebih banyak kunjungan ke
Blora, dolan Blora.
Wakil Bupati ikut antri mau masuk Goa Sentono yang berada di tebing, tepi sungai Bengawan Solo. (foto: humas) |
“Tadi
kita berkumpul dan berdiskusi bersama dengan Camat Kradenan, Kades Mendenrejo,
Camat Margomulyo, dan Kades Ngelo. Kedepan kita ingin ada kerjasama
kepariwisataan antara Pemkab Blora dan Pemkab Bojonegoro karena banyak potensi
wisata yang bisa dikembangkan di daerah perbatasan seperti Sentono-Jipangulu
ini,” lanjut Wakil Bupati.
Pihaknya sangat mengapresiasi kegigihan para pemuda dari Desa Mendenrejo, dan sekitarnya yang berhasil menyelenggarakan Festival Sentono, serta mengajak masyarakat Dukuh Jipangulu untuk menyelenggarakan Festival Prau Tambangan sacara bersamaan sehingga lebih meriah.
Camat Margomulyo, Kasmari menyatakan dukungannya agar Festival Prau Tambangan bisa terus dilaksanakan rutin bersamaan dengan Festival Sentono. Dengan demikian acara akan semakin meriah.
Pihaknya sangat mengapresiasi kegigihan para pemuda dari Desa Mendenrejo, dan sekitarnya yang berhasil menyelenggarakan Festival Sentono, serta mengajak masyarakat Dukuh Jipangulu untuk menyelenggarakan Festival Prau Tambangan sacara bersamaan sehingga lebih meriah.
Camat Margomulyo, Kasmari menyatakan dukungannya agar Festival Prau Tambangan bisa terus dilaksanakan rutin bersamaan dengan Festival Sentono. Dengan demikian acara akan semakin meriah.
Untuk
diketahui, saat ini kawasan situs budaya Goa Sentono di Desa Mendenrejo sendiri
sedang dalam tahap penataan yang dilaksanakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga,
Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) agar lebih nyaman dikunjungi dengan
daya tarik pemandangan matahari terbenam di atas Bengawan Solo.
Dipenuhi pengunjung, akses jalan masuk ke Goa Sentono di tepi Sungai Bengawan Solo penuh sesak. (foto: huma) |
Andi
Winata, salah satu panitia penyelenggara Festival Sentono dari Komunitas Bumi
Budaya mengaku senang, karena tidak menyangka acara yang baru pertama kali
dilaksanakan di kawasan Goa Sentono ini bisa berjalan sukses dan menarik ribuan
masyarakat untuk datang.
“Alhamdulillah
atas dasar gotong royong dan kebersamaan, kita bisa menyelenggarakan festival Sentono
ini bersamaan dengan festival prau tambangan Jipangulu. Meskipun tergolong
ramai, namun kami akui masih banyak yang perlu dibenahi. Kita berharap tahun
depan bisa lebih meriah lagi,” terang Andi Winata. (Tim Liputan Humas Protokol
Setda Blora)
Tidak ada komentar:
Write komentarTinggalkan komentar anda