“Ini program yang baik untuk
memberdayakan saudara-saudara kita yang memiliki kekurangan agar
tetap bisa berkarya dan menghasilkan. Kita akui memang sulit melatih
ketrampilan kaum disabilitas tuna grahita. Namun jika berhasil itu
merupakan sebuah keberkahan yang luar biasa. Pemkab akan mendukung
dan saya minta OPD terkait untuk membantu BBRSBG,” ucap Bupati
Djoko Nugroho saat menerima kunjungan Kepala BBRSBG Kartini
Temanggung, Dra. Murhardjani, MP di ruang rapatnya, Rabu (14/3/2018).
Menurut Bupati, banyaknya penyandang
disabilitas di Desa Tinapan dan Desa Kedungwungu memang menjadi
perhatian pemerintah. Pihaknya ingin para difabel tidak merasa
dikesampingkan dan memiliki kesempatan yang sama seperti orang normal
dalam bekerja dan menghasilkan karya.
“Seperti di Kamolan sudah ada
komunitas Difabel Blora yang mampu menghasilkan karya berupa batik.
Alhamdulillah bisa untuk menopang perekonomian mereka. Saya harap
pelatihan dari BBRSBG ini nantinya bisa seperti itu,” lanjut
Bupati.
Kepala BBRSBG Kartini Temanggung Dra.
Murhardjani, MP yang datang didampingi Kepala Bidang Program dan
Advokasi Sosial Drs. Suwahyono dan Kepala Seksi Kerjasama Mustofa,
S.Pd. menerangkan bahwa program pelatihan yang akan dikemas dalam
Workshop Peduli Penyandang Disabilitas Intelektual (Tuna Grahita) ini
merupakan kegiatan dari Kemensos.
“Kami dari BBRSBG Kartini Temanggung
milik Kemensos ditugasi untuk membantu pemberdayaan kaum difabel yang
ada di Jawa Tengah. Kali ini akan menyentuh saudara yang ada di Desa
Tinapan dan Kedungwungu yang jumlahnya ada 21 orang. Program yang
akan diberikan adalah ketrampilan membuat batik ciprat dengan teknik
sederhana namun bernilai seni tinggi,” ucap Dra. Murhardjani, MP.
Dra. Murhardjani, MP beranggapan bahwa
pelatihan batik ciprat tidak memerlukan keahlian khusus dalam
pembuatannya dan tidak memerlukan pemikiran yang sulit sehingga cocok
diterapkan kepada kaum difabel.
“Saat ini kami datang ke Bupati untuk
meminta dukungan dan Alhamdulillah Pak Bupati sangat respect dan
menyemangati kami untuk terus melangkah ke tahapan berikutnya,”
lanjut Murhardjani.
Jumlah difabel yang sebanyak 21 orang
itu akan dibentuk dalam dua kelompok berdasarkan asal desanya.
Nantinya setelah diberikan pelatihan pembuatan batik ciprat, juga
akan dibantu dalam hal pemasaran dan pengemasannya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos
P3A) Kabupaten Blora, Sri Handoko S.SOs, M.Si, perwakilan PT.GMM Bulog dan beberapa OPD terkait yang diminta untuk ikut membantu program tersebut. Kepala Desa Tinapan dan Kedungwungu juga siap mendukung. (rsa-Tim Berita Humas dan
Protokol Setda Kab.Blora)
Lilik warga blora sampai jlan kaki blora semarang, demi kemajuan sepak bola blora.. Pemkab tutup telinga.. Stadion yg layak
BalasHapus