Bupati Djoko Nugroho menyerahkan replika kunci mobil ambulance kepada Kepala Puskesmas dalam acara Workshop STBM, Selasa (27/3/2018). (foto: rsa-humaskab) |
BLORA. Bupati Djoko Nugroho
didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr. Henny Indriyanti M.Kes, Selasa
(27/3/2018) membuka acara Workshop Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) sebagai upaya percepatan Program Bebas Buang Air Besar
Sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) di Kabupaten Blora.
Bertempat di Aula Pertemuan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), workshop diikuti oleh para
Camat, Kepala Puskesmas dan para praktisi kesehatan se Kabapaten
Blora. Bupati sendiri dalam sambutannya menekankan agar tahun 2018
ini Blora bisa meraih predikat ODF karena itu merupakan salah satu
indikator penting pola hidup masyarakat yang sehat.
“Saya yakin tahun ini Blora bisa ODF.
Semua harus bisa bergerak bersama. Pak Camat nanti tolong sampaikan
ke Kepala Desa agar menganggarkan dana desanya untuk program
jambanisasi. Pemerintah memberikan dana besar ke Desa salah satunya
ya untuk program seperti ini. Kita royok bersama agar bisa segera
tuntas,” tegas Bupati.
Membuka workshop STBM, Bupati menekankan agar tahun ini Blora bisa ODF. (foto: rsa-humaskab) |
Berdasarkan data yang disampaikan
Kepala Dinas Kesehatan dr. Henny Indriyanti M.Kes, saat ini Kabupaten
Blora baru mencapai 94 persen yang sudah ODF. Sehingga kekurangan 6
persen itu menurutnya akan bisa cepat diatasi jika memang semua bisa
bergerak bersama.
“Masih ada 6 persen yang belum
memiliki jamban, jumlahnya sekitar 17.542 KK yang tersebar di 15
Kecamatan. Ada satu Kecamatan yang sudah 100 persen mendeklarasikan
sebagai wilayah ODF karena sudah bebas buang air besar sembarangan,
yakni Cepu. Kota Blora baru 99,8 persen, dan yang terendah
Randublatung dengan 82,8 persen,” ungkap dr. Henny Indriyanti
M.Kes.
Ia berharap seluruh Camat, Puskesmas
dan Kepala Desa bisa aktif melaksanakan program percepatan ODF di
Kabupaten Blora. Pasalnya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah juga
menargetkan agar Blora tahun 2018 ini bisa meraih predikat ODF.
Selain menargetkan program ODF, dalam
workshop tersebut Bupati juga membagikan mobil ambulance sejumlah 8
armada kepada 8 Puskesmas sebagai fasilitas penunjang pelayanan
kesehatan di wilayah yang jauh dari pusat Kabupaten. Ia ingin
pelayanan kesehatan untuk masyarakat desa bisa lebih baik dengan
kehadiran 8 armada ambulance yang baru.
Delapan mobil ambulance baru yang diserahkan ke delapan puskesmas oleh Bupati. (foto: rsa-humaskab) |
“Puskesmas, Rumah Sakit sudah
dibangun, ambulance juga mulai diperbaharui. Kalau masih ada ibu dan
bayi meninggal saat melahirkan, atau gizi buruk, maka jenengan semua
yang saya salahkan. Berikan pelayanan kesehatan yang baik, ramah dan
ngayomi. Menghadapi pasien dengan senyum akan lebih bagus karena
membuat suasana hati tenang,” ujar Bupati Djoko Nugroho.
Pembagian mobil ambulance dilakukan
secara simbolis berupa replika kunci mobil kepada 8 Kepala Puskesmas.
Adapun Puskesmas yang menerima bantuan ambulance baru adalah :
- Puskesmas Cepu
- Puskesmas Ngroto
- Puskesmas Bogorejo
- Puskesmas Doplang
- Puskesmas Menden
- Puskesmas Puledagel
- Puskesmas Randublatung
- Puskesmas Keduntuban
“Pembagian bantuan ambulance kita
lakukan sesuai arahan Pak Bupati yang menghendaki agar mengutamakan
Puskesmas yang ada di pinggiran dan jauh dari pusat kota. Tahun ini
baru ada pengadaan 8 ambulance dari APBD dan DAK. Semoga bisa
meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kecamatan,” pungkas dr.
Henny. (rsa-Tim Berita Humas dan Protokol Setda Kab.Blora)
Tidak ada komentar:
Write komentarTinggalkan komentar anda