BLORA. Yayasan Mahameru Blora yang bergelut di bidang penelusuran
sejarah dan benda-benda cagar budaya di Kabupaten Blora pada hari Minggu
pagi (26/3/2017) menyelenggarakan kegiatan Ekspedisi Pecinan Blora.
Dengan diikuti peserta sebanyak 30 an orang yang berasal dari pelajar,
mahasiswa dan masyarakat umum, mereka menyambangi bangunan-bangunan tua
peninggalan etnis Tionghoa dan Kolonial Belanda yang merupakan cagar
budaya di wilayah Kota Blora.
Kegiatan diawali dari komplek
Klenteng TITD Hok Tik Bio Blora yang berada di Jl.Pemuda no.38. Disini
mereka mengabadikan bangunan tempat ibadah yang digunakan sembahyang
oleh agama Konghucu dan berdialog dengan juru kunci. Lantas bergeser ke
beberapa rumah tua milik keturunan Tionghoa yang berada di pusat Kota
Blora seperti rumah Tentara Pelajar, rumah Seruni, dan banyak lainnya.
Salah satunya adalah bangunan tua di Jl.Pemuda no.15 Kota Blora yang
kini masih berdiri kokoh dan difungsikan sebagai rumah dinas Wakil
Bupati Blora. Disini peserta Ekspedisi Pecinan diterima langsung oleh
sang Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si. Mereka dipersilahkan
mendokumentasikan gambar bangunan dari berbagai sudut ruangan. Bahkan
seluruh peserta diijinkan masuk rumah hingga belakang.
“Silahkan
mau mau foto-foto rumah ini. Nanti kalau ada yang ingin ditanyakan
tolong disampaikan saja,” ucap Arief Rohman sambil membukakan pintu
rumah dinasnya.
Mereka tampak asik menjepret beberapa bagian
bangunan rumah yang pernah digunakan sebagai Rumah Dinas Bupati disaat
Pendopo Kabupaten direnovasi tahun 1980 an ini. Pilar bangunan yang
besar dan pintu yang tinggi, menjadi pembeda dan dinilai khas sebagai
bangunan peninggalan jaman kolonial Belanda.
“Rumah ini dahulu
pernah dijadikan Rumah Dinas Bupati di masa kepemimpinan Bupati Sumarno.
Minggu lalu kebetulan salah satu putrinya datang ke Blora dan
bernostalgia disini. Ia mengatakan bahwa dulu pernah tinggal disini saat
Bapaknya menjadi Bupati. Setelah itu pernah digunakan untuk Kantor
Bappeda Kabupaten Blora,” terang Arief Rohman kepada peserta Ekspedisi
Pecinan.
Ia mengapresiasi kegiatan ekspedisi Pecinan yang
diselenggarakan oleh Yayasan Mahameru tersebut. “Saya ucapkan
terimakasih untuk para penggagasnya dari Yayasan Mahameru ada Mas Mas
Nanang, Mas Iko, Mas Totok dan kawan-kawan. Dengan kegiatan ini kita
bisa mengenalkan benda-benda atau bangunan cagar budaya kepada generasi
muda. Bagus, bisa jadi agenda wisata jelajah bangunan tua Blora ini,”
ujarnya.
Sementara itu Ayu Rosyida salah satu peserta Ekspedisi
Pecinan dari Kecamatan Jepon mengaku senang bisa berekspedisi
menjelajahi bangunan-bangunan tua di Kota Blora beramai-ramai. “Baru
kali ini ikut kegiatan seperti ini. Rasanya senang bisa mengetahui
sejarah gedung-gedung tua di Blora, apalagi tadi ikut masuk ke rumah
dinas Wakil Bupati dan diterima dengan ramah,” tuturnya.
Untuk
menambah semangat peserta Ekspedisi Pecinan, panitia penyelenggara juga
mengadakan lomba foto pecinan. Sehingga tidak hanya sekedar berburu foto
dan sejarah bangunan tua saja, mereka juga berkompetisi menciptakan
karya foto yang menarik tentang bangunan tua.
Susanto Raharjo
alias Teksun seorang tokoh keturunan etnis Tionghoa Blora juga turut
senang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Mahameru. Bahkan
dirinya bersedia menjadi pemandu atau narasumber tentang rumah-rumah tua
yang ada di Blora.
Adapun Ketua Rombongan Ekspedisi Pecinan
Blora, Nanang Fahrurozi menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan pertama
kalinya dilaksanakan di Blora. Tujuannya untuk memperkenalkan benda dan
bangunan cagar budaya peninggalan etnis Tionghoa ke kalangan masyarakat
umum sehingga mewujudkan kebersamaan serta kesepahaman antara pribumi
dan etnis keturunan.
“Kami ingin benda dan bangunan cagar budaya
di Kabupaten Blora ini tetap terjaga kelestariannya. Sehingga kami
merasa perlu mengenalkannya kepada generasi muda. Selain itu juga agar
timbul tali persaudaraan diantara pribumi dan etnis keturunan di Blora,
ditengah santernya isu SARA yang berkembang di ibukota,” jelas Nanang.
Tidak hanya berhenti disini saja, menurutnya kedepan kegiatan seperti
ini juga akan dilaksanakan secara rutin berkala. “Kami mohon doanya agar
bisa dilaksanakan tiga bulan sekali. Harapannya kegiatan seperti ini
bisa menjadi trip wisata edukasi. Kita jalan kaki bersama sama
menyambangi bangunan bangunan tua di Kota Blora,” pungkasnya. (Tim
Berita Humas Protokol Setda Blora)
Tidak ada komentar:
Write komentar