Gabah Petani Blora Jeblok, Bupati Minta Bulog Turun Tangan

    07.46  

 
Rakor “satu meja” antara Pemkab dengan Bulog Subdivre Pati di ruang pertemuan gudang Dolog Jepon, Blora,(foto:HumasSetda/dok)
BLORA. Jeritan petani Blora akibat jebloknya harga gabah direspons Bulog dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, yakni dengan menggelar rapat koordinasi “satu meja” antara Pemkab dengan Bulog Subdivre Pati di ruang pertemuan gudang Dolog Jepon, Blora, Selasa (7/2).

Dalan rapat koodinasi (rakor) yang dikemas dalam sosialisasi pengadaan dalam negeri Subdivre Pati Tahun 2017, salah satu peserta Singgih Hartono, membeberkan bahwa banyak petani Blora yang saat ini sedang menjerit karena gabah kering panen (GKP) hanya laku dijual Rp 2.500 hingga Rp Rp 2.900 perkilogram.

Padahal GKP yang dipatok pemerintah dari petani seharga Rp 3.700 perkilogram. Selain itu, dia juga mengungkapkan, cuaca buruk, hujan, angin, dan mata hari sering tertutup mendung, membuat gabah petani rusak, dan tidak laku dijual.
“Jika Bulog tidak segera turun menyerap gabah/beras ke bawah, petani bisa bangkrut,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Hj Reni Miharti, juga mendesak Bulog turun menyerap gabah/beras petani baik melalui mitra kerja Bulog atau satgas yang ada.
“Puncak panen padi segera tiba, dan padi yang siap panen pada Februari-Maret 2017 mencapai 41.000 hektar,” tandas mantan Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) setempat. 

Di forum itu, Bupati Blora Djoko Nugroho mendesak Bulog segera melangkah menyerap padi petani, agar realisasi pengadaan di Blora lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sebab target penyerapan gabah/padi pada 2016 sebanyak 15.000 ton, terelasasi 22.000 ton.
“Produksi beras Blora terbesar di wilayah Subdivre Pati, sehingga harus dikirim ke Kedu, Pekalongan, Kalimantan, dan Sumatra,” tandasnya.

Pekan Depan
Demikian juga dengan target 2017 yang sebanyak 21.630 ton, Bupati Blora optimis realisasinya akan lebih tinggi dibanding 2016, yakni sekitar 25.000 sampai 26.000 ton. Hal ini berdampak pada gudang Dolog yang ada di Blora tidak mampu menampung, dan harus dikirim ke luar daerah.

Untuk itu, Bupati Blora mendesak Bulog untuk merealisasi usulan penambahan gudang, karena fasilitas yang ada saat ini space-nya hanya mampu menampung 8.500 ron beras, sehingga harus menyewa pada pihak ketiga (swasta).

Mendapat desakan agar segera turun menyerap gabah/beras petani agar harga membaik, Kepala Bulog Subdivre Pati dengan wilayah kerja Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, A. Kholisun, menegaskan satgas bersama mitra kerja Bulog (MKB) segera melakukan pengadaan penyerapan mulai pekan depan.
“Maka kami gelar sosialisasi ini untuk persiapan penyerapan gabah/beras petani, pekan depan kami segera turun,” jelasnya.

Soal gudang Dolog Blora yang sudah tidak lagi mampu menampung gabah/beras petani, diakuinya sudah diusulkan ke Bulog pusat, tapi sampai saat ini belum direalisasi. Solusi semenetara yang ditawarkan adalah menyewa gudang milik swasta, karena gudang yang ada hanya mampu menampung 8.500 ton.
(Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)

Admin Humas Protokol Setda Kab.Blora

Admin Humas Protokol Setda Kab.Blora

Tim Berita Humas Blora merupakan staf Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Kabupaten Blora yang bertugas mendampingi kegiatan Bupati dan Wakil Bupati Blora.
View all posts by Tim Berita →

Tidak ada komentar:
Write komentar

Humas Protokol Setda BloraBagian Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Blora Jl. Pemuda No.12 - 58215 Telp. (0296) 531028 ext.229 Email: humas.blorakab[at]gmail.com