Pemaparan di ruang pertemuan Setda Blora.(foto:HumasSetda/dok) |
BLORA. Lapangan migas tua Blok Trembul yang memiliki kandungan
minyak sebesar 40,1 juta barel di Kecamatan Ngawen akan segera
dieksplorasi dan dieksploitasi pada pertengahan tahun 2017 nanti.
Mengawali hal itu, PT. Sarana GSS Trembul mitra kerja Pertamina EP
melakukan pemaparan program kerja di hadapan Bupati Blora Djoko
Nugroho, Sekda Bondan Sukarno, Camat Ngawen Sunanto dan beberapa SOPD
terkait.
Pemaparan program kerja dilaksanakan Kamis (26/1) di
ruang pertemuan Setda Blora dengan dipimpin Presiden Direktur PT. Sarana
GSS Trembul, Bambang Mulyadi dan dihadiri perwakilan Pertamina EP.
Kepada Bupati, ia menyampaikan program kerja 3 tahun kedepan hingga
2019 yang meliputi kegiatan perijinan, pencarian lokasi kantor di
Kecamatan Ngawen, pembebasan lahan, seismik, pengeboran sumur minyak,
dan pembangunan fasilitas produksi.
“Awal tahun 2017 ini kami
urus semua perijinan yang harus dipenuhi, semoga Pemkab bisa memberikan
dukungan agar prosesnya bisa cepat,” ucap Bambang Mulyadi.
Menurutnya di tahun 2017 ini PT. Sarana GSS Trembul akan melakukan
pemrosesan data ulang seismik 2 dimensi, akuisisi seismik pasif, studi
GGR dan pemboran sumur pada dua titik di bulan Juni. Sedangkan tahun
kedua 2018 akan dilakukan akusisi seismik dua dimensi seluas 60 km
persegi, studi GGR dan pemboran sumur satu titik. Di tahun ketiga 2019
dilakukan pemboran sumur di dua titik dan workover 2 titik.
“Lokasi eksplorasi dan eskploitasi migas Blok Trembul akan dilakukan
pada 4 Desa di Kecamatan Ngawen, yakni Desa Trembulrejo, Desa
Kedungsatrian, Desa Talokwohmojo dan Desa Karangtengah,” lanjut Bambang
Mulyadi.
Mendengar penjelasan dari Bambang Mulyadi, Bupati
H.Djoko Nugroho langsung menanggapi dan meminta agar PT Sarana GSS
Trembul bersama Pertamina EP bisa melaksanakan sosialisasi sampai ke
tingkat Kecamatan dan Desa.
“Sosialisasi seperti ini jangan
hanya dilakukan di hadapan Bupati saja, saya minta besok ada sosialisasi
lagi kepada masyarakat baik di tingkat Kecamatan hingga Desa yang
dijadikan lokasi pengeboran. Saya tidak mau kalau nantinya ada anggapan
Bupatinya dapat sesuatu sehingga terkesan tahapan ini ditutup-tutupi.
Setiap kegiatan migas dan pengeboran semuanya harus terbuka kepada
masyarakat,” tegas Bupati.
Paparan PT. Sarana GSS Trembul mitra kerja Pertamina EP.(foto:HumasSetda/dok) |
Tak hanya itu, Bupati juga meminta
agar potensi lokal bisa digunakan dalam kegiatan eksplorasi migas di
Blok Trembul tersebut. Yakni meliputi tenaga kerja skill maupun unskill,
akomodasi, kendaraan angkut, hingga makanan penambang/pekerja proyek
harus memanfaatkan potensi lokal sehingga bisa menyerap banyak lowongan
pekerjaan.
“PT Sarana GSS Trembul selaku mitra kerja PT Pertamina
EP harus memakai potensi lokal. Jangan sampai terjadi polemik di
masyarakat karena tidak bisa ikut bekerja di aktifitas migas. Lakukan
sosialisasi ke masyarakat sekitar,” kata Bupati.
Sementara itu,
Camat Ngawen Sunanto meminta agar akses menuju lokasi pemboran sumur
migas bisa diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan untuk kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi. Mengingat salah satu jembatan menuju lokasi
lapangan migas sempat ambrol saat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
“Jalan-jalan yang akan dilalui kendaraan proyek dan aktifitas
eksplorasi migas saya minta bisa dibangun terlebih dahulu. Begitu juga
ketika kegiatan migas selesai dilakukan, jalan diperbaiki lagi. Jangan
sampai setelah menyedot minyaknya, kami hanya ditinggali jalan rusak
saja. Pembangunannya bisa melalui CSR atau lainnya, monggo,” ucap
Sunanto.
(Tim Berita Humas Protokol Setda Blora)
Tidak ada komentar:
Write komentar