Rapat Koordinasi dipimpin oleh Bupati Blora di Ruang Pertemuan Setda Blora.(foto:HumasSetda/dok) |
Bupati Blora Djoko Nugroho memimpin Rakor Kesiapsiagaan Menghadapi
Hujan Tahun 2016-2017 di Ruang Pertemuan Setda Blora. Kamis, (06/10).
Rakor ini dihadiri oleh perwakilan Dinas/Instansi terkait, Forkopimda
Kabupaten Blora, Camat serta Perwakilan BUMN dan BUMD se Kabupaten
Blora.
Bupati Blora Djoko Nugroho dalam sambutannya menyampaikan
bahwa penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab Pemerintah
tetapi juga tanggung jawab semua lapisan masyarakat Kabupaten Blora. Di
musim penghujan seperti saat ini sangat rawan terjadi bencana banjir dan
juga tanah longsor. Diharapkan Forkopimcam dapat memberikan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat untuk terus siap siaga terhadap bencana.
Meskipun terjadinya bencana tidak dapat diprediksi dengan tepat,
diharapkan keberadaan posko di setiap daerah rawan bencana dapat
memberikan ketenangan bagi warga. Bupati Blora meminta masyarakat di
daerah yang memiliki titik rawan bencana untuk membentuk posko bencana
dan menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan salah satunya adalah
pelampung.
Dalam paparannya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Sri Rahayu,
SE, M.Si menyampaikan bahwa Kabupaten Blora rawan terjadi bencana
banjir, tanah longsor dan angin topan dengan potensi yang kecil.
Meskipun demikian diingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada
karena bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Sebagai contoh
adalah bencana banjir bandang yang terjadi di Garut.
BPBD
Kabupaten Blora telah siap mengatasi bencana yang terjadi di Kabupaten
Blora. Akan tetapi masih diperlukan bantuan dari beberapa pihak terkait,
misalnya TNI dan Polri dalam penanganan bencana, Perhutani untuk
melakukan pencegahan dengan program penghijauan, serta Dinas/Instansi
untuk melakukan sosialisasi bencana serta menjalankan program Jumat
Bersih.Kodim 0721/Blora dan Polres Blora menyatakan siap membantu
penanggulangan bencana di Kabupaten Blora.
Ke depan diharapkan
dapat dibentuk tim penanggulangan bencana satu pintu, sehingga seluruh
koordinasi dapat terpusat serta bantuan dapat dikelola dan
didistribusikan dengan baik. Sehingga bantuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik.
(Tim Berita Bagian Humas dan Protokol Setda Blora)
(Tim Berita Bagian Humas dan Protokol Setda Blora)
1. Kecamatan Cepu : Nglanjuk, Sumberpitu, Getas, Gadon, Jipang, Ngloram, Cepu, Balun, Ngelo, Ngroto, dam Karangboyo
2. Kecamatan Kedungtuban : Gondel, Ketuwan, Jimbung, Panolan, Kedungtuban, Klagen
3. Kecamatan Kradenan : Megeri, Nglebak, Nginggil, Ngrawoh, Mendenrejo, Nglungger, dan Medalem
Wilayah Rawan Banjir Bandang di Kabupaten Blora:
1. Kecamatan Todanan : Kedungwungu
2. Kecamatan Kunduran : Kedungwaru
3. Kecamatan Randublatung : Pilang, Randublatung, dan Wulung
4. Kecamatan Kradenan : Sumber dan Mojorembun
5. Kecamatan Sambong : Sambong, Giyanti, Gagaan, dan Biting
6. Kecamatan Cepu : Ngroto, Karangboyo, dan Ngelo
Wilayah Rawan Longsor di Kabupaten Blora:
1. Wilayah Pegunungan Kendeng Utara : Todanan, Tunjungan, Blora, Jepon, dan Bogorejo
2. DAS Lusi
3. DAS Bengawan Solo
Angin Topan yang pernah Terjadi di Kabupaten Blora:
1. 15 November 2012 di Kecamatan Japah (Wotbakah, Pengkolrejo, Bogorejo, dan Japah)
2. 30 Januari 2013 di KPH Randublatung (Petak 22 RPH Banyuasin, dan Petak 26 RPH Ngliron)
3. 11 November 2014 di Kecamatan Banjarejo (Mojowetan, Wonosemi, Sendanggayam, dan Banjarejo)
4. 8 November 2015 di Kecamatan Jepon (Balong), Kecamatan Blora (Jejeruk, Bangkle, Andongrejo, dan Kauman), dan Kecamatan Banjarejo (Klopoduwur, dan Sumberagung)
Tidak ada komentar:
Write komentarTinggalkan komentar anda